• Jelajahi

    Copyright © GARDA PELITA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    RunningTeks

    LogoInti

    Akses Jalan Penghubung Desa Ciburayut dan Ciburuy Lumpuh Total, Warga Keluhkan Kurangnya Sosialisasi

    Admin GPN
    Jumat 10 2025, Oktober 10, 2025 WIB Last Updated 2025-10-10T09:43:11Z



    Bogor | Gardapelitanews. com – Akses jalan utama yang menghubungkan Desa Ciburayut dan Desa Ciburuy, tepatnya di wilayah proyek pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) Kampung Gajud RT 04, Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, lumpuh total akibat adanya penutupan jalan mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya. 10 Oktober 2025


    Penutupan jalan tersebut mengejutkan warga dan para pengguna jalan, karena jalan itu merupakan akses vital untuk aktivitas sehari-hari, seperti antar jemput anak sekolah, ke pasar, maupun kegiatan ekonomi lainnya.


    “Banyak pengendara yang tidak tahu kalau jalan ditutup. Kami baru tahu setelah sampai di lokasi dan harus putar balik,” ujar Dewi, salah seorang warga Desa Pasir Jaya.


    Akibat penutupan ini, kendaraan roda dua terpaksa dialihkan melalui jalur kampung yang sempit, sedangkan kendaraan roda empat sama sekali tidak bisa melintas. Hal ini menyebabkan kemacetan dan mengganggu mobilitas warga.


    Ketika dikonfirmasi, mandor proyek menyatakan bahwa pemberitahuan penutupan jalan sebenarnya sudah disampaikan ke pihak Kapolsek, Danramil, Camat, dan pihak desa. Namun, surat resmi pemberitahuan tersebut hingga kini belum diserahkan ke kantor desa karena masih dalam bentuk file PDF.


    “Nanti akan kami lampirkan surat pemberitahuannya ke desa,” ujarnya.


    Warga menyayangkan kurangnya koordinasi dan sosialisasi dari pihak proyek. “Kenapa tidak diberitahu dari awal? Harusnya ada pemberitahuan dulu, bukan jalan sudah ditutup baru bicara surat,” tambah Dewi dengan nada kecewa.


    Keluhan juga datang dari pelaku usaha kecil di sekitar lokasi. Roban, seorang pedagang warung, mengaku kehilangan pembeli akibat akses jalan yang ditutup. “Kalau jalan ditutup, siapa yang mau mampir ke warung saya?” ucapnya.


    Sementara itu, Wira, Ketua RT setempat, menyesalkan sikap pihak proyek yang terkesan mengabaikan lingkungan sekitar. Ia menyebut sejak awal pengerjaan proyek, belum ada data resmi mengenai para pekerja yang disampaikan ke RT.


    “Seolah-olah tidak peduli dengan lingkungan. Kita khawatir kalau terjadi kecelakaan kerja atau hal-hal yang tidak diinginkan lainnya,” kata Wira.


    Proyek TPT yang menelan anggaran sebesar Rp2,9 miliar ini kini menuai sorotan warga karena dinilai tidak memiliki etika komunikasi serta transparansi terhadap masyarakat sekitar.


    Warga berharap pihak proyek segera melakukan koordinasi yang lebih baik serta menyampaikan informasi secara terbuka untuk menghindari kejadian serupa di kemudian hari.

    Terkini

    HUKUM

    +