Garda Pelita News | Sukabumi — Suasana pemerintahan Desa Babakanjaya, Kecamatan Parungkuda kabupaten sukabumi, tengah dihebohkan dengan mencuatnya isu mosi tidak percaya terhadap Pemerintah Desa (Pemdes). Namun, di balik kemunculan surat mosi tersebut, muncul dugaan serius adanya manipulasi tanda tangan sejumlah warga yang tercantum di dalamnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun SUARARAKYAT.info, sejumlah warga yang namanya tertera dalam surat mosi tersebut mengaku tidak pernah menandatangani atau bahkan mengetahui adanya pernyataan mosi tidak percaya terhadap kepala desa.
“Iya, saya tidak tahu apa-apa. Tidak ada yang datang ke rumah untuk meminta tanda tangan surat mosi. Dulu memang ada yang datang sekitar tiga bulan lalu membawa selembaran kertas kosong, katanya untuk urusan mendapatkan kembali bantuan program BLT, jadi saya tanda tangan saja,” ujar salah satu warga RT 14 RW 03 saat ditemui awak media, Minggu (20/10/2025).
Pernyataan serupa juga disampaikan beberapa warga lainnya. Mereka mengaku kaget ketika mengetahui nama dan tanda tangan mereka tercantum dalam dokumen mosi tidak percaya tersebut. “Saya tidak pernah menandatangani surat apapun, tapi nama saya ada di situ. Ini jelas mencurigakan,” ucap seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Kepala Desa Babakanjaya, E. Beno, ketika dikonfirmasi membenarkan adanya aksi warga yang membawa surat mosi tidak percaya pada tanggal (19/10/2025). Namun, dirinya menegaskan bahwa pada hari tersebut ia sedang menjalankan tugas di luar desa.
“Benar, saya dapat laporan ada aksi dan surat mosi tidak percaya. Tapi saya tidak bisa hadir karena sedang ada tugas di luar. Kalau soal mosi, itu hak masyarakat, namun tentu harus dibuktikan dulu kebenarannya sesuai fakta di lapangan,” jelas Kades Beno.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pihak desa sudah melakukan konfirmasi langsung kepada beberapa warga yang namanya tercantum di surat tersebut. Hasilnya, sebagian besar warga menyatakan tidak pernah memberikan tanda tangan ataupun mengetahui isi dari surat itu.
“Bahkan beberapa warga datang langsung ke kantor desa untuk menyampaikan keberatan. Mereka bilang tidak pernah menandatangani surat apapun dan tidak tahu menahu soal mosi itu,” ujarnya.
Kepala Desa menegaskan bahwa Pemdes Babakanjaya akan menelusuri lebih jauh asal usul dan siapa pihak yang menyusun serta menyebarkan surat tersebut. Ia juga menyerukan agar masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh isu yang belum jelas kebenarannya.
“Saya berharap masyarakat jangan mudah terpengaruh oleh kabar yang belum tentu benar. Kalau memang ada aspirasi, mari disampaikan dengan cara yang baik, bukan dengan fitnah atau manipulasi tanda tangan,” tegasnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat setempat berharap persoalan ini segera diklarifikasi secara terbuka agar tidak menimbulkan perpecahan di tengah warga. Mereka menilai, jika benar terdapat unsur pemalsuan tanda tangan, maka hal itu harus diproses secara hukum.
“Kami berharap pihak berwenang segera turun tangan. Ini bukan hal kecil, karena menyangkut nama baik warga dan pemerintah desa,” ungkap salah satu tokoh warga.
Kasus dugaan manipulasi tanda tangan dalam surat mosi tidak percaya ini kini tengah menjadi perbincangan hangat di Babakanjaya. Warga menunggu langkah tegas dari pihak pemerintah desa maupun aparat hukum untuk menelusuri aktor di balik munculnya surat kontroversial tersebut.
Catatan Redaksi:
Sebagai media yang menjunjung tinggi prinsip independensi dan keberimbangan, redaksi membuka ruang hak jawab bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap pemberitaan ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik.(Red)