• Jelajahi

    Copyright © GARDA PELITA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    RunningTeks

    LogoInti

    PERAN STRATEGIS POLRI MENGAWAL PEMERINTAHAN PRABOWO

    Admin GPN
    Sabtu 11 2025, Oktober 11, 2025 WIB Last Updated 2025-10-11T12:42:13Z


     

    Gardapelitanews. com | 

    Jakarta - Satu tahun terlalu singkat untuk mengukur berhasil pemerintahan Prabowo. Rezim Prabowo memiliki agenda strategis (Asta Cita). Tetapi keberhasilan

    rezim pemerintahan menyelenggarakan agenda strategis, tergantung cara

    cermat rezim pemerintah merespon isu dan tuntutan publik.


    Pemerintah harus memiliki sektor kunci sebagai saluran resolusi yang dapat

    diandalkan. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) salah satu institusi strategis

    yang dapat digunakan oleh rezim pemerintahan Prabowo. Pertanyaannya

    ialah bagaimana Polri menjadi sektor kunci yang menentukan keberhasilan

    rezim pemerintahan Prabowo?

    Jawabannya sangat gambang! Salah satu Asta Cita pemerintahan Prabowo

    adalah ketahanan pangan. Program pemerintah dalam agenda strategis

    ketahanan pangan salah satunya ialah program Makan Bergizi Gratis (MBG).


    Program MBG sangat berdampak di masyarakat, namun memiliki persoalan

    yang krusial yaitu keamanan dan kesehatan. Maka Polri harus dilibatkan!


    REFLEKSI SATU TAHUN PEMERINTAHAN: POLRI SEKTOR STRATEGIS


    Pemerintahan Prabowo sebenarnya diwarisi masalah yaitu krisis kepercayaan

    publik oleh rezim pemerintahan sebelumnya.


    Persoalan ini bukan hanya

    sebagai tantangan dan hambatan saja, tetapi juga sebagai peluang untuk

    pembuktian. Bukti konkrit krisis kepercayaan publik ini ialah adanya tagar

    #resetIndonesia dan 17+8 Tuntutan Rakyat.


    Berdasarkan tagar dan tuntutan rakyat tersebut, maka pemerintah memiliki

    dua persoalan. Pertama, tata kelola dan kebijakan pemerintah harus dibenahi

    secara sistemik. Artinya kebijakan pemerintah tidak menguntungkan segelitir

    elite dan golongan tertentu.


    Kedua, pemerintah memiliki masalah pada integritas dan penyalagunaan

    kekuasaan. Bukan lagi rahasia umum, akuntabilitas, transparansi dan

    profesionalitas dalam bidang keamanan dan penegakan hukum di Indonesia.


    Tugas Presiden harus dapat mengentaskan persoalan tersebut karena

    mempengaruhi agenda strategis rezim pemerintahannya.

    Pemerintahan saat ini sedang menjalankan program strategis nasional, maka

    perlu untuk tetap menjaga dan menjamin stabilitas dan akuntabiltas dari publik. Kasus keracunan dan dugaan korupsi dalam program MBG saat ini

    mengkonfirmasi tagar dan berbagai tuntutan publik.


    Terdata sejauh ini sebanyak 5.626 kasus keracunan akibat MBG yang

    ditemukan di puluhan kota dan kabupaten yang tersebar di 16 Provinsi.


    Kemudian dugaan temuan KPK bahwa anggaran MBG dikorupsi. Hal ini

    menunjukan adanya celah dalam pengawasan dan pelaksanaan program.


    Bahkan publik mempresure program strategis MBG untuk dievaluasi dan

    diberhentikan. Tentu desakan dan presure ini sebagai pukulan awal rezim

    pemerintah dalam pelaksanaan program pada agenda strategis nasionalnya.


    Maka pemerintahan Prabowo harus memberikan jaminan pada program

    strategisnya.

    Pemerintah perlu pertimbangkan untuk melibatkan Kepolisian Republik

    Indonesia (Polri). Melibatkan Polri dalam program strategis nasional sebagai

    langkah utama untuk menjaga stabilitas dan akuntabilitas publik. Polri tidak

    hanya sebagai benteng, tetapi juga sebagai ujung tombak pemerintah dalam

    menjamin program strategis nasional.


    Keterlibatan Polri untuk menguraikan masalah krisis kepercayaan terhadap

    pemerintah terutama pada sektor penegakkan hukum yaitu keamanan dan

    keadilan. Polri tidak hanya sebagai penjaga integritas atau akuntabilitas,

    namun memberikan jaminan dan kepastian keadilan dan keamanan.


    PERAN POLRI DALAM KEAMANAN DAN KEADILAN


    Memastikan keadilan dan keamanan dalam program strategis nasional

    Prabowo adalah tujuan utama keterlibatan Polri. Sebagai penegak hukum,

    Polri akan mengawal program pemerintah melalui dua cara. Pertama, Polri

    melakukan early warning system untuk mendeteksi potensi penyimpangan,

    penyelewengan, atau ancaman keamanan sejak dini.


    Peran tersebut karena Polri memiliki isntrumen lengkap seperti Satuan Kerja

    Intelkam, Kortas Tipikor, Bareskrim. Instrumen Polri dapat melakukan deteksi

    dini dan pengawasan terhadap penyelewengan dana dari program strategis

    nasional. Peran ini memungkinkan zero masalah keracunan dan sunat

    anggaran program MBG.


    Kedua, supremasi hukum. Polri memiliki tugas untuk menjamin keamanan dan

    keadilan, maka Polri harus melakukan penegakkan hukum yang berorientasi

    humanis, bukan represif dengan fokus pemberantasan korupsi dan menjamin

    kebebasan sipil.


    Dalam pemberantasan korupsi, pemerintah harus mendukung dan

    memberikan ruang kepada Polri dalam proses legislasi RUU Perampasan Aset

    oleh DPR dan bersinergi dengan Kejaksaan/KPK dalam penindakan kasus

    korupsi.


    Sementara dalam memberikan jaminan kebebasan sipil, Polri menjadi bagian

    penting dalam melindungi hak-hak warga negara dalam menyampaikan

    pendapat (demonstrasi) sesuai UU, dengan mengedepankan negosiasi dan

    pendekatan humanis sebagai protokol utama.


    Maka sebenarnya, kasus keracunan dalam program MBG akibat dari

    sempitnya peran keamanan dan keadilan. Keracunan tidak sekedar sebagai

    masalah rendahnya standar kebersihan/higienis dan pengawasan kualitas

    bahan baku. Namun karena tidak adanya pengawasan dan pengontrolan yang

    aman dan terukur terhadap rantai program MBG.


    PRESIDEN PERLU REFORMASI KULTURAL PADA POLRI


    Walaupun dalam artikel ini Polri didorong untuk terlibat dalam agenda

    program strategis, tetapi Polri perlu untuk dipastikan telah sesuai tuntutan

    publik. Pemerintah harus melakukan reformasi kultural pada Polri agar

    kepercayaan publik kepada pemerintah meningkat.


    Reformasi kultural merupakan self correction. Polri dalam menjaga keamanan

    dan penegakkan keadilan harus bergeser dari alat keamanan yang bersifat

    memaksa (koersif), menuju supremasi nilai sipil yaitu fasilitator pelayanan

    hukum dan pelayanan publik (humanis).


    Reformasi kultural pada Polri dapat dilakukan melalui dua bentuk yaitu

    akuntabiltas internal dan kolaborasi eksternal.

    Akuntabiltas internal, bahwa Polri harus mereformasi diri dengan zero

    toleransi terhadap pelanggaran kode etik untuk perbaikan citra publik. Polri

    harus melakukan penguatan pada Propam dengan anggaran dan

    independensi untuk menindak pimpinan dan anggota yang bermasalah.


    Kolaborasi eksternal yaitu Polri harus dapat bersinergi dan berkolaborasi

    dalam perbaikan kelembagaan secara aktif dan transparan. Oleh sebab itu,

    Pemerintah harus memfasilitasi termasuk dengan Komisi Reformasi Polri

    Independen (jika dibentuk) untuk mentransformasi Polri baru yaitu berbudaya

    humanis.


    Jadi keberhasilan rezim Prabowo kedepan dengan agenda strategisnya dapat

    diukur dari kemampuannya memenuhi dahaga publik. Respon pemerintah menentukan kepuasaan dan kesukaan publik kepada rezim pemerintah.


    Termasuk cara mencegah dan mendeteksi persoalan dalam pelaksaaan

    kebijakan strategis pemerintah. Jadi Polri tidak hanya membantu

    mengamankan program pemerintah, tetapi juga secara fundamental

    memulihkan krisis kepercayaan publik.

    Terkini

    HUKUM

    +